Pendidikan Indonesia saat telah banyak memiliki metode dan strategi bagaimana pendidikan itu dapat berjalan secara efektif dan efisien. Namun metode dan strategi tersebut seakan masih belum mampu mengubah Potret pendidikan kita yang dihadapkan pada realitas lingkungan, mulai dari lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. semua tentu memiliki andil yang cukup besar untuk memberikan kontribusi positif namun terkadang justru memberikan sesuatu yang negatif.
Sistem pendidikan nasional menaruh harapan besar untuk mencerdaskan anak bangsa dan juga berakhlaqul karimah. Dalam upaya mencerdaskan anak bangsa perlu upaya menumbuhkan keretifitas berfikir dan bertindak, tentu harus dibarengi oleh rasa penuh tanggung jawab yang tinggi agar kelak memiliki komitmen dalam menjalani kehidupan sehari-hari. untuk itu akhlaqul karimah menjadi bagian yang harus ada dalam ruang lingkup pendidikan anak bangsa agar tidak hanya kreatif dan memiliki komitmen namun mereka juga memiliki nilai yang berharga, yang dalam perspektif agama (Islam) benar-benar menjadi manusia yang teguh iman dan taqwanya kepada Allah sebagai wujud kesiapan menusia sebagai kholifatullah di bumi.
Realitas perubahan sosial yang benar-benar menggeser pola hidup anak bangsa, kini perlu mendapat perhatian serius. Fenomena kehidupan anak-anak yang tidak lagi mencintai kekanak-kanakannya, yang penuh ceria, kreatif dan banyak memunculkan kisah mempesona, bahkan mampu menggugah idealisme orang dewasa. namun kisah mempesona itu terkadang tidak disadari oleh orang tua / guru, seperti sikap jujur, adil dan rasa kebersamaan telah ada pada diri anak. Mungkin inikah yang dinamakan perubahan sistem sosial, dimana anak-anak lebih suka menonton konser dangdut daripada berkreasi atau sekedar menyanyikan lagu balonku ada lima. Pesta sepak bola kian mengubah impian anak untuk tidak hanya ingin menjadi bintang pemain bola saja, namun telah banyak merampas waktu belajar anak-anak. Bahkan yang sangat mengenaskan ketika even anak-anak harus diisi dengan pertunjukan yang lebih pantas ditonton orang dewasa.
Barangkali menjadi pilihan tepat apabila saat ini sekolah benar-benar serius untuk mengarahkan pendidikan secara terpadu. Bahwa pendidikan di sekolah semestinya dilanjutkan di rumah, dan pendidikan di rumah di lanjutkan di sekolah, begitu juga pendidikan di sekolah dan dirumah harus dilanjutkan dimasyarakat. Pertanyaannya bagaimana memulai langkah tersebut ? tentu tidak mudah sebab, untuk menyatukan semua elemen kekuatan tersebut membutuhkan kerja keras bersama bahkan harus terdapat kesamaan persepsi antara sekolah, keluarga dan masyarakat. Setidaknya ada beberapa solusi yang mungkin bisa dipakai oleh sekolah:
1. Membangun komunikasi dan kerjasama dengan orang tua dan masyarakat dalam rangka mensukseskan program sekolah. contoh dibidang agama sekolah dapat bekerjasama dengan ta'mir masjid atau musholla untuk membina aktifitas keagamaan anak, utamanya waktu sholat
2. Mengintegrasikan program kegiatan dengan tema "100% kreasi anak bangsa. Mau mengaji, menyanyi, menari, bermain musik boleh-boleh saja asalkan sesuai dengan dunia anak
3. Ada upaya kebijakan publik bidang pendidikan minimal mulai dari level UPTD Pendidikan.Kebijakan ini sekaligus sebagai upaya membangun kerjasama yang baik antara sekolah Negeri dan swasta.